Bermain Api
Kata orang, bermain api itu berbahaya. Apalagi jika bermain apinya seperti lagu Ussy Sulistiawaty itu.
Namun, saya seringkali sengaja bermain api. Bahkan di rumah tangga kami sendiri, bersama-sama dengan istri. Di tempat yang sering dikunjungi: ruang dapur kami.
Saat di dapur, saya dan istri terbiasa berbagi peran. Jikalau istri berbasah-basahan seperti mencuci dan merebus sayuran, saya kebagian yang panas-panasan. Ya bermain api itu.
Awalnya, saya pikir bermain api itu gampang. Cukup masukkan minyak ke dalam wajan, kemudian nyalakan api sampai penuh. Yakinlah, minyak akan segera matang.
Ketika mulai membantu istri memasak, saya melakukan hal itu. Kata ahli masak, saya selalu menggunakan api besar.
Minyak sudah bergelembung, asap mulai bermunculan, lauk sudah saya siapkan. “Saatnya dimasukkan ke wajan”, pikir saya.
“SRENNGGG!!!” begitu bunyi penggorengan, merambat kemana-mana. Tak berkompromi suaranya. Padahal, bisa jadi tetangga sebelah terbangun karenanya.
Asap juga bertambah banyak. Seperti bom asap ninja saat ia akan melarikan diri. Untungnya, detektor asap di rumah susun kami tidak berbunyi. Bisa-bisa, tetangga rusun menghukum saya lari karena bikin panik. Oh tapi mungkin tidak, mereka orangnya baik.
Yang saya suka dari api besar adalah hasil tekstur luar makanan. Jadi “crispy”, kata bule. Namun, kalau masaknya kelamaan, masakan bisa jadi hitam seperti arang. Kalau sebentar, dalamnya tak matang.
Akhirnya, saya mencoba hal yang paling sering dilakukan oleh manusia pada abad 21 ini: Googling. Dari sana, saya mulai tahu caranya bermain api di atas tungku. Dari sana pula, saya baru tahu kalau ternyata bermain api juga nama sebuah judul lagu. Yang dinyanyikan Ussy Sulistiawaty itu.
Ternyata, prinsipnya begini. Kalau mau crispy, gunakan api besar. Setelah itu, api dikecilkan. Lalu, pertahankan menggoreng dengan api kecil – maksimal sedang. Niscaya, luar dan dalam akan matang. Chef bilang, namanya teknik braising. Mohon dikoreksi jika keliru dan lancang.
Demikian catatan saya soal bermain api. Api yang ada di dapur kami. Bukan apinya Mbak Ussy tadi.